Sobat MM sekalian… sepeda motor tmapaknya masih menjadi moda transportasi primadona di negeri ini. Selain karena factor kurang mumpuninya fasilitas angkutan umum, menggunakan sepeda motor juga dianggap lebih efisien dan hemat biaya. Bahkan bagi sebagian kalangan, sepeda motor ini merupakan sebuah Hoby dan gaya hidup. Namun sayangnya anggapan-anggapan tersebut tida didukung dengan attitude yang baik dari pengendara sepeda motor itu sendiri.
Memang tidak semua pengendara sepeda motor mempunyai attitude yang jelek. Terutama bagi mereka yang tergabung dalam club atau komunitas motor karena umumnya anggota club/komunitas motor ini telah dibekali materi safety riding dari club/komunitas yang menaunginya. Balik lagi ke permasalahan nyelenehnya kelakuan premotor di Indonesia ini. Kelakuan buruk para premotor ini biasanya akan terlihat ketika sobat sekalian berada di palang pintu perlintasan rel kereta api, trotoar & lampu lalu lintas. Mereka umumnya bertindak seolah terburu-buru sehingga palang rel kereta api yang sudah tertutup pun akan diterobos, bagi yang sabar menunggu (baca: takut kesamber kereta) maka satu jalan penuh akan tertutup oleh premotor-pemotor ini sehingga dari lawan arah tidak lgi bisa lewat.
Pemotor-pemotor pelanggarpun tak kalah banyak. Mereka bukan lagi oknum, justru yang masih bisa tertib dan
rapihlah yang bisa disebut oknum, karena makin dikitnya populasi ini. Satu hal
yang dapat membuat mereka jera adalah surat cinta dari polisi berwarna meerah
ataupun biru. Sehingga kemudian ada istilah, “taat kalua ada yang ngeliat”
No comments:
Post a Comment