google

Thursday, April 18, 2019

Video Inspirasi Tentang Lingkungan Hidup "Sexy Killers"


Metamorfosa.Xyz... Halo GanSist... Pada artikel intermezo kali ini saya mencoba membahas sesuatu yang jauh kaitannya dengan dunia otomotif. Artikel ini akan coba membawa kita pada sebuah sudut pandang dari seorang penulis tentang apa yang terjadi di sisi lain negeri ini. Mungkin beberapa dari pembaca sekalian sudah melihat sebuah film dokumenter yang diunggah oleh akun youtube watchdoc image dengan judul “Sexy Killers” jika belum silahkan search ajah di youtube dan mari kita diskusikan bersama-sama disini.



Tahukan gansisit dari mana asal muasal listrik yang kita konsumsi setiap hari? Untuk masak, mandi, nonton TV, chas gadget, bahkan dengan pekerjaan kita sehari-hari kita tidak lepas dengan yang namanya listrik. Listrik – listrik yang di alirkan oleh perusahaan BUMN kita berasal sebagian besar berasal dari sebuah pembangkit listrik dengan pembangkit uap atau biasa disebut PLTU. PLTU-PLTU ini rata-rata beroperasi dipinggiran pantai sepanjang pulau jawa & pulau2 lainnya. Kenapa demikian? Lalu, dengan apa, atau dengan bahan bakar apa PLTU-PLTU ini beroperasi? Nanti akan kita bahas tengah artikel ini.

Operasional PLTU yang berkapasitas ribuan Megawatt itu tidak dapat dari bahan bakarnya yaitu batu bara. Ibarat sebuah mobil atau sepeda motor yang biasa kita gunakan sehari-hari yang tidak dapat beroperasi tanpa adanya bahan bakar bensin. Kendaraan & PLTU ini sama mengkonsumsi bahan bakar fosil. Bedanya yang satu fosil hewan purbakala (minyak) dan yang satunya adalah fosil tumbuhan purbakala (batu bara).


Sawah ladang bekas tambang

Untuk mendapatkan kedua bahan bakar tersebut butuh proses penambangan yang cukup panjang. Tapi kali ini saya hanya akan bahas tentang batu bara, karena yang satu ini yang banyak di produksi ditanah air. Tidak beda dengan penambangan emas yang ada di tanah papua, untuk mendapatkan batu bara yang diinginkan perusahaan-perusahaan yang mayoritas di miliki oleh orang elit di indonesia ini harus melakukan pengerukan tanah. Dan lahan terbesar tambang-tambang batu bara ini ada di pulau sumatera, kalimantan & sulawesi. Bagaimana dengan pulau jawa & bali? Saya kurang paham apakah dibawah tanah yang kita injak ini juga mengandung banyak mineral batu bara seperti di 3 pulau tersebut. Yang jelas kemungkinan hal itu tidak dilakukan di tanah jawa karena penduduknya yang lumayan padat.

Silahkan gansist tonton & simak sendiri videonya. Siapa yang terlibat dan menjadi aktor penting dalam dunia per-batu bara-an ini. Kebanyakan dari mereka adalah pelaku politik yang berkiprah di negeri ini. Mereka seolah tutup mata dengan apa yang tejadi, dengan dampak lingkungan yang terjadi akibat penambangan batu bara ini. Banyak sudah sawah ladang masyarakat yang menjadi korban digunakan sebagai ladang tambang untuk mengekploitasi tanah di negeri pertiwi. Tak hanya sawah yang direnggut dari penduduk sekitar penambangan batu bara ini, rumah, kesehatan bahkan nyawa anak cucu mereka menjadi taruhannya. Air yang tadinya bersih menjadi keruh. Sawah kering tanpa air. Dan banyak bocah yang mati karena terperosok kedalam lubang bekas tambang yang kini tergenang air.

Rapat pengusaha dengan parlemen terkait dampak lingungan hidup

Pemerintah bukan berarti tutup mata akan hal ini, bahkan di video tersebut jelas terlihat tuntutan dari wakil kita di parlemen sana yang secara tegas mempertanyakan rehabilitasi dan reklamasi sebagai solusi yang ditawarkan oleh para investor sebagai akibat dari kerusakan lingkungan tersebut. Namun kurangnya pengawasan di lapangan disinyalir menjadi pemicu mulusnya aksi penambangan tersebut.
Belum lagi selesai dengn masalah tambangnya kita dihadapkan dengan dampak dari adanya dampak lingkungan dari berdirinya PLTU-PLTU yang berdiri megah disepanjang pesisir pantai indonesia. Coba gansist tebak dengan cara apa proses pendistribusian batu bara tersebut utamanya dari pulau kalimantan ke pulau jawa? YA dengan kapal tongkang.

batu bara diangkut dengan tongkang

Untuk mencapai daratan yang dituju, batu bara-batu bara ini menyberangi lautan menggunakan kapal tongkang yang diderek oleh kapal-kapal derek. Belum lagi sampai di PLTU tujuan, tongkang-tongkang ini sudah siap membawa imbas buruk. Salah satu pulau yang terkena imbasnya adalah pulau-pulau di kepulauan karimunjawa. Pulau-pulau yang dihuni oleh sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Tongkang-tongkang yang berlayar melewati pulau-pulau tersebut, tanpa sengaja ikut mencemari air laut tempat hidupnya berbagai macam ikan. Belum lagi jangkar-jangkar yang dilempar ketika mereka ingin beristirahat atau sekadar isi ulang bahan bakar kapal. Betapa mirisnya nasib pelayan di pulau-pulau tersebut kehilangan mata pencahariannya karena ikan-ikan di lautan tersebut pindah habitat.
Nelayan tolak PLTU

Kemudian dampak apa yang terjadi di lingkungan tempat berdirinya PLTU-PLTU yang menyuplai listrik yang kita konsumsi setiap hari? Mulai dari lahan tempat berdirinya  PLTU tersebut yang secara langsung, mau tidak mau menggusur tanah rakyat. Rakyat jadi tidak bisa bertani, menanam padi, menambang garam karena lahannya “secara paksa” dibeli oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Dampak terhadap lingkungan sekitar? Tentu saja ada dan lebih berbahaya. Uap panas & debu hasil pembakaran batu bara menjadikan tanaman sekitar mati sebelum berkembang. Debunya menjadi pemicu kanker bagi sebagian besar masyarkat sekitar. Beberapa bahkan harus mengungsi jika tidak ingin terkena imbas dari pulosi udara tersebut.

Di akhir video dijelaskan pula nasib-nasib orang yang terdampak, sebagian harus ada yang harus meregang nyawa, dan hanya sebagian kecil terselmatkan.

Terakhir… banyak dari kita yang sering koar-koar selamatkan lingkungan, bahkan banyak pula dari kita yang berperan sebagai aktifis lingkungan… tapi tahukah gansist bahwa kita secara tidak langsung juga ikut dalam proses perusakan lingkungan tersebut. Listrik yang kita gunakan untuk mandi, masak, nonton TV, chas gadget & untuk keperluan kita sehari-hari lainnya. Itu semua tidak lepas dari rentetan peristiwa di atas… So… mari kita hemat energi gansist….

7 comments:

Cipluk said...

ini judulnya terlalu menggenalisir tanpa mempelajari jeroannya, dipandang dari sisi negatifnya saja.
pembangkit listrik yang mampu membangkitkan daya besar hanya PLTU ( entah bahan bakar nuklir, batubara atau gas).Ciri khas negara industri maju selalu diawali dengan supplay energy listrik untuk menggerakkan mesin industri.
OK sekarang ikuti bahan bakar batubara. Secara aturan tata kelola penambangan batubara, semua didasari oleh aturan keseimbangan lingkungan (silakan tanyakan PT adaro yg ahlinya penambangan), tp saya tidak menjamin keseimbangan lingkungan jika yang melakukan penambangan adalah pemda, atau pribadi karena prinsip tata kelolanya mengacu pada peraturan tidak.
masalah transportasi batubara dari hulu ke hilir, ini lagi lagi klo sesuai aturan baku batubara tidak boleh atau tercecer kemana mana, karena semua diperhitungkan volume angkut dan volume bongkar harus sama.
Proses pembakaran dan efek di PLTU, lagi lagi disana ada aturan lagi dari KemenLH, standarisasi ambang batas cerobong pembangkit (dipantau dengan system continous emission monitoring syatems/CEMS), system catching dust sudah sedemikian canggih dengan Electro precipitator, ataupun filter magnetic precipitator. Jika gas buang melebihi ambang batas, tidak ada ampun......stop itu pembangkit.
Sekarang jika bahan bakar dari batubara diubah ke nuklir, orang awam tahunya radiasi chernobyl, tidak berkaca pada bocornya reaktor nuklir fukushima yg bisa diatasi dengan simple......siram dengan air laut.
Saya tidak menggenalisir bahwa PLTU semuanya polusi, tergantung dari harga beli dan perawatan pembangkitnya.
saya malah berpandangan sinis terhadap film tersebut, karena jika Indonesia menjadi negara industri maju, maka banyak negara lain yang aka merugi, secara kita masyarakatnya besar, konsumen terproduktif didunia.
Ada pesan tersembunyi dari film tersebut, bahwa indonesia tidak boleh bergerak ke negara industri maju, kita cukup dicekokin oleh produk luar, sehingga kita semakin ketergantungan dengan negara negara luar

Anonymous said...

Setuju..hanya melihat dari sisi negatif saja..kurang berimbang..

MotoMorfosa said...

Masing2 dr kita punya pendapat yang beda tentunya gansist... Klo menurut saya ini sebuah lingkaran yang jika salah satunya di putus maka bagian yg lain bakal kena imbasnya.... Makanya saya tulis di paragraf terkhir "banyak dari kita yang sering koar-koar selamatkan lingkungan, bahkan banyak pula dari kita yang berperan sebagai aktifis lingkungan… tapi tahukah gansist bahwa kita secara tidak langsung juga ikut dalam proses perusakan lingkungan tersebut. Listrik yang kita gunakan untuk mandi, masak, nonton TV, chas gadget & untuk keperluan kita sehari-hari lainnya. Itu semua tidak lepas dari rentetan peristiwa di atas… So… mari kita hemat energi gansist….

Anonymous said...

sedih liat yang pas scene nelayan itu, sampai dia bingung gimana cari tempat tinggal lain lagi

MotoMorfosa said...

Yang bisa bahasa jawa bakal lebih ngrasain sedihnya gan, tenggorokan sy ampe kering dengerinnya

Admin Kemans said...

Sebenernya kalau dipikir, peralatan2 yang di pakai untuk shooting dan editing di cas juga dari listrik PLTU

Salam

Ruangpolitik.com

MotoMorfosa said...

Kita semua ga bs lepas dari listrik ya gan....